PERBANDINGAN PENGELOLAAN KEUANGAN UMKM DI SEKTOR TRADISIONAL DAN DIGITAL

Abstract

Transformasi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengelola keuangan. Namun, di tengah arus digitalisasi tersebut, masih banyak UMKM tradisional yang bertahan dengan sistem pengelolaan keuangan manual dan informal. Penelitian ini dilakukan untuk memahami perbedaan pengelolaan keuangan antara UMKM tradisional dan digital di Kota Baubau, serta mengidentifikasi faktor-faktor sosial, budaya, dan teknologi yang memengaruhi praktik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana praktik pencatatan keuangan dijalankan, faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendorong adopsi digital, serta bagaimana kesenjangan tersebut memengaruhi keberlanjutan usaha. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan dokumentasi visual. Informan terdiri dari dua pelaku UMKM: satu dari sektor tradisional dan satu dari sektor digital. Data dianalisis menggunakan teknik koding manual dan tematik, serta diverifikasi melalui triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM tradisional masih menggunakan sistem pencatatan manual berbasis ingatan, tidak memisahkan keuangan pribadi dan usaha, serta minim akses terhadap teknologi. Sebaliknya, UMKM digital telah menerapkan aplikasi pencatatan keuangan, pembayaran non-tunai, dan pelaporan keuangan berkala. Faktor nilai lokal, literasi digital, dan pengalaman pelatihan memengaruhi pola pengelolaan tersebut. Temuan ini mempertegas bahwa pengelolaan keuangan UMKM tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh struktur sosial dan nilai budaya yang melekat.