Main Article Content
Abstract
Masalah mendasar ketentuan Pasal 140 ayat 2 huruf (d) terletak pada belum diaturnya ketentuan mengenai limit waktu penentuan kembali sehingga kapan pun perkara dibuka maka mereka harus siap menyandang kembali status sebagai tersangka. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis penuntutan kembali perkara pidana tanpa batas waktu sesuai asas due process of law dan norma pasal 140 ayat (2) huruf d KUHAP. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif dengan menganalisis norma hukum positif dan menghubungkannya dengan praktik pelaksanaan. Fokus penelitian adalah pemahaman terhadap permasalahan normatif dalam ilmu hukum dogmatik, meliputi deskripsi norma hukum, perumusan norma hukum (peraturan perundang-undangan), dan implementasi norma hukum (praktik yudisial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penuntutan kembali perkara pidana tanpa batas waktu ketentuan Pasal 140 ayat (2) huruf d KUHAP tidak mencerminkan prinsip keadilan, karena dimensi hak asasi manusia dan prinsip proses hukum yang adil (due process of law) tidak terwakili dalam konstruksi pasal tersebut. Jika suatu pasal dalam KUHAP tidak mengatur dengan jelas dan tegas untuk membatasi wewenang penegak hukum akan berpotensi subkjetif dalam memberikan hukuman, sehingga perlu adanya reformulasi terhadap pasal tersebut agar keadilan dalam proses peradilan dapat terwujud.
Keywords
Article Details
Copyright (c) 2024 Muammar Jafril, Faissal Malik, Amriyanto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

References
- Arfiani, A. A., Fahmi, K. K., Arrasuli, B. K., Nadilah, I. N., & Fikri, M. F. (2022). Penegakan Hukum Sesuai Prinsip Peradilan Yang Berkepastian, Adil Dan Manusiawi: Studi Pemantauan Proses Penegakan Hukum Tahun 2020. Riau Law Journal, 6(1), 48-74.
- Arief, H. and Ambarsari, N. (2018). Penerapan prinsip restorative justice dalam sistem peradilan pidana di indonesia. Al-Adl Jurnal Hukum, 10(2), 173. https://doi.org/10.31602/al-adl.v10i2.1362
- Ariyanti, V. (2019). Kebijakan penegakan hukum dalam sistem peradilan pidana indonesia. Jurnal Yuridis, 6(2), 33. https://doi.org/10.35586/jyur.v6i2.789
- Auliya, I., Amiruddin, A., & Pancaningrum, R. (2023). Kewenangan jaksa mengajukan peninjauan kembali perkara pidana. Indonesia Berdaya, 4(3), 1175-1182. https://doi.org/10.47679/ib.2023540
- Berlin, M. and Dancy, G. (2017). The difference law makes: domestic atrocity laws and human rights prosecutions. Law & Society Review, 51(3), 533-566. https://doi.org/10.1111/lasr.12277
- Harahap, M. (2023). Role of the prosecution in overcoming criminal acts of terrorism. International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science, 2(01), 156-164. https://doi.org/10.59653/ijmars.v2i01.385
- Jehle, J., Smit, P., & Zila, J. (2008). The public prosecutor as key-player: prosecutorial case-ending decisions. European Journal on Criminal Policy and Research, 14(2-3), 161-179. https://doi.org/10.1007/s10610-008-9078-3
- Jehle, J., Smit, P., & Zila, J. (2008). The public prosecutor as key-player: prosecutorial case-ending decisions. European Journal on Criminal Policy and Research, 14(2-3), 161-179. https://doi.org/10.1007/s10610-008-9078-3
- King, C. and Lord, N. (2018). Deferred prosecution agreements: law and policy., 67-82. https://doi.org/10.1007/978-3-319-78562-2_4
- Kristiawanto, S. H. I. (2022). Memahami Penelitian Hukum Normatif. Prenada Media.
- Masthuro, M. (2023). Manfaat memahami hukum acara pidana untuk masyarakat dan mahasiswa sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan kusuma negara jakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan (Jip) Stkip Kusuma Negara, 14(2), 168-176. https://doi.org/10.37640/jip.v14i2.1553
- Pravidjayanto, R. (2024). Constitutional disobedience peninjauan kembali lebih dari satu kali dalam sistem peradilan pidana. J. Law. Sharia., 2(01), 57-68. https://doi.org/10.54298/tarunalaw.v2i01.175
- Putri, N. S. (2021). MEMIKIRKAN KEMBALI UNSUR “HUKUM YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT” DALAM PASAL 2 RKUHP DITINJAU PERSPEKTIF ASAS LEGALITAS. Indonesia Criminal Law Review, 1(1), 5.
- Setiawan, D., & Mangesti, Y. A. (2024). Pengaturan Pelaksanaan Pidana Mati Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Prosiding Mewujudkan Sistem Hukum Nasional Berbasis Pancasila, 1, 173-188.
- Stemen, D. (2021). Case prosecution: race, justice, and decision-making., 171-192. https://doi.org/10.1007/978-3-030-77565-0_10
- Suhaimi, S. (2018). Problem Hukum Dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Normatif. Jurnal Yustitia, 19(2).
- Surachman, E. R. (2022). Peran Jaksa Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Kawasan Asia Pasifik. Sinar Grafika.
- Tan, D. (2021). Metode penelitian hukum: Mengupas dan mengulas metodologi dalam menyelenggarakan penelitian hukum. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(8), 2463-2478.
- Tarigan, M., Ablisar, M., Sunarmi, S., & Mulyadi, M. (2022). Tinjauan yuridis upaya hukum peninjauan kembali yang diajukan oleh penuntut umum dalam perkara pidana. Locus Journal of Academic Literature Review, 308-321. https://doi.org/10.56128/ljoalr.v1i6.82
- Zarkasi, M., Azisa, N., & Haeranah, H. (2022). Implications of renewal system of criminal justice based on the principles of restorative justice on the role of probation and parole officer. Khazanah Hukum, 4(1), 29-44. https://doi.org/10.15575/kh.v4i1.17354
References
Arfiani, A. A., Fahmi, K. K., Arrasuli, B. K., Nadilah, I. N., & Fikri, M. F. (2022). Penegakan Hukum Sesuai Prinsip Peradilan Yang Berkepastian, Adil Dan Manusiawi: Studi Pemantauan Proses Penegakan Hukum Tahun 2020. Riau Law Journal, 6(1), 48-74.
Arief, H. and Ambarsari, N. (2018). Penerapan prinsip restorative justice dalam sistem peradilan pidana di indonesia. Al-Adl Jurnal Hukum, 10(2), 173. https://doi.org/10.31602/al-adl.v10i2.1362
Ariyanti, V. (2019). Kebijakan penegakan hukum dalam sistem peradilan pidana indonesia. Jurnal Yuridis, 6(2), 33. https://doi.org/10.35586/jyur.v6i2.789
Auliya, I., Amiruddin, A., & Pancaningrum, R. (2023). Kewenangan jaksa mengajukan peninjauan kembali perkara pidana. Indonesia Berdaya, 4(3), 1175-1182. https://doi.org/10.47679/ib.2023540
Berlin, M. and Dancy, G. (2017). The difference law makes: domestic atrocity laws and human rights prosecutions. Law & Society Review, 51(3), 533-566. https://doi.org/10.1111/lasr.12277
Harahap, M. (2023). Role of the prosecution in overcoming criminal acts of terrorism. International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science, 2(01), 156-164. https://doi.org/10.59653/ijmars.v2i01.385
Jehle, J., Smit, P., & Zila, J. (2008). The public prosecutor as key-player: prosecutorial case-ending decisions. European Journal on Criminal Policy and Research, 14(2-3), 161-179. https://doi.org/10.1007/s10610-008-9078-3
Jehle, J., Smit, P., & Zila, J. (2008). The public prosecutor as key-player: prosecutorial case-ending decisions. European Journal on Criminal Policy and Research, 14(2-3), 161-179. https://doi.org/10.1007/s10610-008-9078-3
King, C. and Lord, N. (2018). Deferred prosecution agreements: law and policy., 67-82. https://doi.org/10.1007/978-3-319-78562-2_4
Kristiawanto, S. H. I. (2022). Memahami Penelitian Hukum Normatif. Prenada Media.
Masthuro, M. (2023). Manfaat memahami hukum acara pidana untuk masyarakat dan mahasiswa sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan kusuma negara jakarta. Jurnal Ilmu Pendidikan (Jip) Stkip Kusuma Negara, 14(2), 168-176. https://doi.org/10.37640/jip.v14i2.1553
Pravidjayanto, R. (2024). Constitutional disobedience peninjauan kembali lebih dari satu kali dalam sistem peradilan pidana. J. Law. Sharia., 2(01), 57-68. https://doi.org/10.54298/tarunalaw.v2i01.175
Putri, N. S. (2021). MEMIKIRKAN KEMBALI UNSUR “HUKUM YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT” DALAM PASAL 2 RKUHP DITINJAU PERSPEKTIF ASAS LEGALITAS. Indonesia Criminal Law Review, 1(1), 5.
Setiawan, D., & Mangesti, Y. A. (2024). Pengaturan Pelaksanaan Pidana Mati Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Prosiding Mewujudkan Sistem Hukum Nasional Berbasis Pancasila, 1, 173-188.
Stemen, D. (2021). Case prosecution: race, justice, and decision-making., 171-192. https://doi.org/10.1007/978-3-030-77565-0_10
Suhaimi, S. (2018). Problem Hukum Dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Normatif. Jurnal Yustitia, 19(2).
Surachman, E. R. (2022). Peran Jaksa Dalam Sistem Peradilan Pidana Di Kawasan Asia Pasifik. Sinar Grafika.
Tan, D. (2021). Metode penelitian hukum: Mengupas dan mengulas metodologi dalam menyelenggarakan penelitian hukum. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(8), 2463-2478.
Tarigan, M., Ablisar, M., Sunarmi, S., & Mulyadi, M. (2022). Tinjauan yuridis upaya hukum peninjauan kembali yang diajukan oleh penuntut umum dalam perkara pidana. Locus Journal of Academic Literature Review, 308-321. https://doi.org/10.56128/ljoalr.v1i6.82
Zarkasi, M., Azisa, N., & Haeranah, H. (2022). Implications of renewal system of criminal justice based on the principles of restorative justice on the role of probation and parole officer. Khazanah Hukum, 4(1), 29-44. https://doi.org/10.15575/kh.v4i1.17354