Main Article Content

Abstract

The purpose of this study is to serve as a reference for the discussion of the Draft Regional Regulation of the Province of Southeast Sulawesi on the Preservation and Management of Cultural Conservation, either by institutions or officials authorized to formulate and form regional regulations, or by the community in order to participate in the discussion of a regional regulation. This research employs normative legal research and library research to collect legal resources (primary, secondary) and pertinent non-legal materials. Theoretically and empirically, the preservation and management of cultural heritage is an obligation for all parties, including the Provincial Government of Southeast Sulawesi and the City Regency Government, so that cultural heritage does not experience extinction due to natural factors or theft and damage at the hands of humans.

Keywords

Cultural Heritage Conservation Establishing Regional Regulations

Article Details

How to Cite
Kahar, A., & Muhaimin, L. O. (2022). The Urgence of Establishing Southeast Sulawesi Regional Regulations in The Management And Conservation of Cultural Heritage. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 8(3), 710–721. https://doi.org/10.35326/pencerah.v8i3.2484

References

  1. (ICOMOS), J. P. P. I. dan I. C. on M. and S. (2003). Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia: Merayakan Keanekaragaman. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
  2. Alisjahbana, S. T. (1975). Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia Dilihat dari Segi Nilai-Nilai. Yayasan Idayu.
  3. Arianto, B., Adhayanto, O., & Wira, W. (2015). Urgensi Peraturan Daerah Dalam Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya di Provinsi Kepulauan Riau. 1st World Islamic Social Scence Congress (WISSC).
  4. Batubara, A. M. (2015). Menjadi Modern Tanpa Kehilangan Identitas: Problematika Pelestarian Cagar Budaya di Wilayah Sulawesi Tenggara. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 9(1).
  5. Danisworo, M. (1990). Urban Desain dalam Konteks Pemugaran. Institut Teknologi Bandung.
  6. Hardjasoemantri, K. (2005). Hukum Tata Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
  7. Indrati, M. F. (2007). Ilmu Perundang-Undangan; Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan (I). Kanisius.
  8. Koentjaraningrat. (1981). Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Gramedia Pustaka Utama.
  9. Martokusumo, W. (2006). Revitalisasi dan Rancang Kota: Beberapa Catatan dan Konsep Penataan Kawasan Kota Berkelanjutan. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 17(3).
  10. Mulyadi, Y. (2014). Pemanfaatan Cagar Budaya Dalam Perspektif Akademik dan Peraturan Perundang-undangan. Sosialisasi Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Di Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat.
  11. Rabani, L. O. (2010). Kota-Kota Pantai di Sulawesi Tenggara: Perubahan dan Kelangsungannya. Penerbit Ombak.
  12. Rahardjo, S. (2013). Beberapa Permasalahan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Strategi Solusinya. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 7(2).
  13. Rusalić, D. (2009). Making the Intangible Tangible: The New Interface of Cultural Heritage. Institute of Ethnography Sasa.
  14. Silverman, H., & Ruggles, D. F. (2007). Cultural Heritage and Human Rights. Springer International Publishing.
  15. Soekanto, S. (1983). Penegakan Hukum. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman.
  16. Tahara, T. (2019). Rencana Induk Pembangunan Kebudayaan Kota Baubau. Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya, 1(1).
  17. Wulansari, E. M. (2016). Perlindungan Hukum Benda Budaya Dari Bahaya Konflik Bersenjata”, Prosiding, , Oktober 2016. Seminar Ilmiah Nasional Program Pascasarjana Universitas Pamulang.