Main Article Content
Abstract
Simbol haji menunjukkan corak dengan berbagai interpretasi makna yang akan melekat pada masyarakat Bugis. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna simbolik haji dalam perspektif masyarakat Bugis. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan interaksi simbolik. Hasil penelitian ini mengungkapkan empat makna dalam simbolik haji. Pertama adalah konsep takdir di mana takdir menjadi penentu bagi masyarakat Bugis untuk pergi Haji. Kedua, kesuksesan hidup yang dimaknai bahwa rezeki seseorang dimudahkan jika ia sudah berhaji. Ketiga adalah istita’ah yang merupakan kemapanan rohani dan jasmani. Keempat adalah makna ritual mappatoppo yang berkaitan dengan rasa syukur.
Keywords
Article Details
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
No additional restrictions — You may not apply legal terms or technological measures that legally restrict others from doing anything the license permits.

References
- Blumer, Herbert. (1969). Symbolic Interactionism: Perspective and Method. New Jersey: Prentice Hall
- Kahmad, Dadang. (2006). Pendekatan Sosiologis dalam Studi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Moleong, Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Mayttulada. (1980). Manusia dan Kebudayaan Bugis Makassar. Jakarta Timur: Rawamangun
- Mattulada. (1985). LATOA: Suatu Lukisa Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Mayer & Greenwood. (1983). Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial. Jakarta: Rajawali.
- Rustan, Ahmad Sultra. (2018). Pola Komunikasi Orang Bugis: Kompromi antara Islam & Budaya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
- Sensa, Muhammad Djarot & Artyasa, Usin S. (2004). Haji Spiritual:Makna Filosofis-Esoteris dalam Pendakian Ruhani. Bandung: Tafakur (Kelompok Humaniora)-Anggota IKAPI.
- Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitati. Bandung: Alfabeta.
- Syari’ati, Ali. (2002). Haji. Penerjemah: Anas Mahyudin. Bandung: Penerbit Pustaka.
- Syariati, Ali. (2009). Rahasia Haji (Berjumpa Allah di Ka’bah Hati). Terjemahan oleh Yuliani Liputo. Bandung: Mizan.
- Syariati, Ali. (2014). Makna Haji: Berhaji adalah Perjalanan menuju Serambi Surga, Siapa yang Memaknai Hajinya dengan Benar, maka Surga adalah Ganjarannya. Yogyakarta: Zahra.
References
Blumer, Herbert. (1969). Symbolic Interactionism: Perspective and Method. New Jersey: Prentice Hall
Kahmad, Dadang. (2006). Pendekatan Sosiologis dalam Studi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mayttulada. (1980). Manusia dan Kebudayaan Bugis Makassar. Jakarta Timur: Rawamangun
Mattulada. (1985). LATOA: Suatu Lukisa Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Bugis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mayer & Greenwood. (1983). Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial. Jakarta: Rajawali.
Rustan, Ahmad Sultra. (2018). Pola Komunikasi Orang Bugis: Kompromi antara Islam & Budaya. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sensa, Muhammad Djarot & Artyasa, Usin S. (2004). Haji Spiritual:Makna Filosofis-Esoteris dalam Pendakian Ruhani. Bandung: Tafakur (Kelompok Humaniora)-Anggota IKAPI.
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitati. Bandung: Alfabeta.
Syari’ati, Ali. (2002). Haji. Penerjemah: Anas Mahyudin. Bandung: Penerbit Pustaka.
Syariati, Ali. (2009). Rahasia Haji (Berjumpa Allah di Ka’bah Hati). Terjemahan oleh Yuliani Liputo. Bandung: Mizan.
Syariati, Ali. (2014). Makna Haji: Berhaji adalah Perjalanan menuju Serambi Surga, Siapa yang Memaknai Hajinya dengan Benar, maka Surga adalah Ganjarannya. Yogyakarta: Zahra.