Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Triple Helix dalam meningkatkan pendapatan asli daerah di Kota Baubau dan untuk menemukan Model Triple Helix dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kota Baubau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena kebutuhan untuk memahami yang lebih detail dan lengkap tentang proses kemitraan triple helix. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan mengorganisir data yang diperlukan, selanjutnya direduksi dengan tidak merubah substansi informasi, kemudian data di sajikan. Data disajikan dengan tetap memperhatikan keabsahan data mulai dari kredibilitas, transfermabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemerintah Kota Baubau dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kurang menerapkan model triple helix. Upaya peningkatan PAD lebih pada kerjasama dan minim inovasi. Peran pemerintah sangat dominan dalam membuat regulasi, pengendali usaha dan pengarah. Selanjutnya akademisi sebatas melakukan penelitan dan pengabdian masyarakat sedangkan peran sektor bisnis sangat kurang, sektor bisnis berperan sebatas membayar pajak dan retribusi untuk meningkatkan PAD Kota Baubau. Model triple helix peningkatan PAD Kota Baubau bersinergis dalam wilayah kewenangan masing-masing namum pemerintah sangat dominan. Olehnya itu disarankan agar PAD Kota Baubau agar semakin meningkat, pemerintah sebaiknya menyeimbangkan perannya antara melaksanakan dan mengarahkan. Pemerintah juga harusnya lebih meningkatkan tekanan atau dorongan pada pihak ketiga untuk berkontribusi terhadap peningkatan PAD Kota Baubau. Model triple helix seharusnya berdasarkan kewenangan masing-masing helix dan berkolaborasi secara berkesinambungan.

Keywords

Triple Helix Pendapatan Asli Daerah Kota Baubau

Article Details

How to Cite
Asmiddin, A., Ramadhan, S., & Kalsum, K. (2021). Model Triple Helix dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Baubau. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 7(3), 416–424. https://doi.org/10.35326/pencerah.v7i3.1335

References

  1. Afzal, M. N. I., Dutta, S., Mansur, K. B. H. M., & Lawrey, R. (2017). Practice of Triple Helix (TH) Model in Malaysian Research Universities (RU). The Asian Journal of Technology Management (AJTM), 10(2). https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/603991
  2. Daulay, Z. A. A. (2018). Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan Metode Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif di Kota Medan). Tansiq, 1(2), 169–190.
  3. Etzkowitz, H. (2008). The Triple Helix: University–Industry–Government Innovation in Action. (I). Routledge.
  4. Etzkowitz, Henry, & Leydesdorff, L. (2000). The dynamics of innovation : from National Systems and ‘“ Mode 2 ”’ to a Triple Helix of university – industry – government relations.”. Research Policy, 29, 109.
  5. Fadli, Yusuf, & Nurlukman, A. D. (2018). Kolaborasi Pemerintah dalam Pengembangan Terpadu Wilayah Pesisir di Kabupaten Tangerang melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai ( Gerbang Mapan ). Prosiding Seminar Nasional Unimus, 517–529.
  6. Iskandar, D. (2013). KORELASI MODEL INOVASI TRIPLE HELIX DENGAN KINERJA. Telkom University.
  7. Izzati, M. F., & Wilopo. (2018). Implementasi Triple Helix Dalam Mendorong Pertumbuhan Daya Saing Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Administrasi Bisnis, 55(1), 59–68.
  8. Moleong, L. J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif (enam belas). Rosdakarya.
  9. Rufaidah, P. (2015). Branding Strategy Berbasis Ekonomi Kreatif : Triple Helix vs . Quadruple Helix (Issue July). https://doi.org/10.13140/RG.2.1.4132.7208
  10. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kebijakan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, kombinasi, R&D dan Penelitian Evaluasi. Alfabeta.
  11. Wasitowati, A. (2015). Hubungan Triple Helix , Inovasi , Keunggulan Bersaing dan Kinerja. CBAM UNISSULA, 2(1), 320–324.