Main Article Content

Abstract

Penelitian ini membahas peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, khususnya kewenangan legislasi yang diatur dalam Pasal 22D UUD 1945. Perubahan sistem parlemen Indonesia dari unicameral menjadi bicameral menciptakan dualisme fungsi legislatif antara DPD dan DPR. Namun, kewenangan DPD yang terbatas hanya pada pengajuan dan pembahasan rancangan undang-undang dinilai belum mampu mewujudkan sistem checks and balances yang ideal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio legis kewenangan legislasi DPD serta merumuskan format ideal kewenangan legislasi yang seharusnya dimiliki DPD. Metode yang digunakan adalah pendekatan hukum normatif dengan analisis bahan hukum primer, seperti UUD 1945 dan UU No. 2 Tahun 2018, serta bahan hukum sekunder dari literatur hukum tata negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran legislasi DPD belum mencerminkan fungsi representasi daerah yang kuat dalam sistem bicameral. Keterbatasan kewenangan DPD menyebabkan dominasi DPR dalam proses legislasi, sehingga checks and balances antara kedua lembaga belum terwujud. Penelitian ini merekomendasikan penguatan kewenangan DPD, termasuk dalam pengesahan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan kepentingan daerah. Reformasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran DPD sebagai lembaga representasi daerah dalam memperkuat otonomi daerah dan menjaga integrasi nasional.

Keywords

Dewan Perwakilan Daerah Kewenangan Legislasi Sistem Bicameral Otonomi Daerah Integrasi Nasional

Article Details

How to Cite
Salim, S., Alwan, S., & Achsoni, R. (2025). Rekonstruksi Pengaturan Kewenangan Legislasi Dewan Perwakilan Daerah (Studi Pasal 22D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945). Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 11(1), 269–280. Retrieved from http://jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Pencerah/article/view/7078

References

  1. Akmal, D. (2023). Penambahan kewenangan dewan perwakilan daerah sebagai upaya memperkuat eksistensinya. JIHK, 10(1), 37–50. https://doi.org/10.59635/jihk.v10i1.169
  2. Arimbawa, I., Widiati, I., & Dewi, A. (2020). Implementasi fungsi pengawasan DPD RI terhadap pelaksanaan otonomi daerah di Provinsi Bali. Jurnal Konstruksi Hukum, 1(2), 352–357. https://doi.org/10.22225/jkh.2.1.2600.352-357
  3. Bakir, H. (2023). Strengthening effort of legislation function of regional representatives council (DPD) in the state government system. EAI Proceedings. https://doi.org/10.4108/eai.28-10-2023.2341692
  4. Biasane, A., Fauzi, A., Monintja, D., & Soedharma, D. (2017). Kebijakan pengelolaan pulau kecil perbatasan berbasis geopolitik, daya dukung ekonomi dan lingkungan (Kasus Pulau-pulau kecil perbatasan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara). Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 2(2), 21–40. https://doi.org/10.24319/jtpk.2.21-40
  5. Darma, M. (2016). Pentingnya keberadaan DPD RI sebagai lembaga penyeimbang di Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 4(1), 10. https://doi.org/10.25157/jigj.v4i1.407
  6. Muttaqien, E. Z. (2009). Pokok-pokok hukum ketatanegaraan. RajaGrafindo Persada.
  7. Gandhi, D. (2020). Improving the authority of the regional representative councils in the state gazette of the Republic of Indonesia according to the 1945 constitution of the Republic of Indonesia. JHR (Jurnal Hukum Replik, 8(1), 1. https://doi.org/10.31000/jhr.v8i1.3013
  8. Sartori, G. (2018). Konsep hukum lembaga negara. Jakarta: PT. Rafika Aditama.
  9. Gulo, O. P. K., Akbar, F., & Harris, A. (2023). Peran Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam Hubungan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora, 2(3).
  10. Gunawan, B. (2023). Role optimization of regional representative council in the legislative function. Journal of Social Sciences and Humanities, 1–25. https://doi.org/10.56943/jssh.v2i3.374
  11. Hamudy, M., & Rifky, M. (2020). Should the DPD Republic of Indonesia be preserved? Journal of Government and Politics, 11(2). https://doi.org/10.18196/jgp.112118
  12. Hardianto, H., & Herwati, R. (2020). Ambiguitas hasil pemantauan dan evaluasi dewan perwakilan daerah terhadap rancangan peraturan daerah dan peraturan daerah. Pandecta Research Law Journal, 15(1), 93–110. https://doi.org/10.15294/pandecta.v15i1.23842
  13. Herawati, R. (2017). Reformulation of the house regional representative: How to recruit and authorize based on the state system of Indonesia. https://doi.org/10.2991/iconeg-16.2017.30
  14. Joshi, D., & Echle, C. (2022). Substantive representation of women in Asian parliaments. Routledge. https://doi.org/10.4324/9781003275961
  15. Maradesa, N., Karamoy, H., & Kalangi, L. (2020). Analisis kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) daerah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Goodwill, 11(1). https://doi.org/10.35800/jjs.v11i1.28193
  16. Manan, F. (2017). Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia. Cosmogov, 1(1), 48. https://doi.org/10.24198/cosmogov.v1i1.11860
  17. Marzuki, M. (2022). Towards balanced bicameralism: Reconstruction of law-making powers in Indonesian representative institutions. Substantive Justice International Journal of Law, 5(2), 128. https://doi.org/10.56087/substantivejustice.v5i2.187
  18. Maulana, A. (2023). Organizational rightsizing analysis of the existence of the DPD RI office in the provincial capital of South Sumatera. Jurnal Public Policy, 9(3), 148. https://doi.org/10.35308/jpp.v9i3.6746
  19. Mu'in, F. (2021). DPD RI dalam dimensi kelembagaan dan kewenangan. Legal Standing: Jurnal Ilmu Hukum, 5(2), 1. https://doi.org/10.24269/ls.v5i2.3680
  20. Muksalmina, M. (2023). Dinamika kewenangan dewan perwakilan daerah sebagai lembaga legislatif dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Unes Journal of Swara Justisia, 7(2), 764. https://doi.org/10.31933/ujsj.v7i2.379
  21. Huda, N. (2016). Hukum tata negara Indonesia. Raja Grafindo Persada.
  22. Nugraha, H. (2018). Gagasan amandemen ulang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jurnal Lex Renaissance, 3(1). https://doi.org/10.20885/jlr.vol3.iss1.art11
  23. Reza, F. (2020). The authorities of regional representative council after constitutional court decision: Is it strong enough? Petita: Jurnal Kajian Ilmu Hukum dan Syariah, 5(1), 95–104. https://doi.org/10.22373/petita.v5i1.92
  24. Santoso, L. (2023). Eksistensi taqnin dalam negara hukum modern dan relevansinya dalam dinamika legislasi di Indonesia. El-Dusturie, 2(1). https://doi.org/10.21154/el-dusturie.v2i1.6746
  25. Toding, A. (2017). DPD dalam struktur parlemen Indonesia: Wacana pemusnahan versus penguatan. Jurnal Konstitusi, 14(2), 295. https://doi.org/10.31078/jk1423
  26. Tukan, J., & Solechan, S. (2018). DPD (Regional Representative Council), as a state agency of Indonesian state system, runs the authority of its role and function to create the existence of bicameral system in Indonesia. Diponegoro Law Review, 3(1), 64. https://doi.org/10.14710/dilrev.3.1.2018.65-75
  27. Tutik, T. (2012). Harmonisasi fungsi DPD dan DPR pada lembaga perwakilan rakyat dalam sistem bikameral guna pelaksanaan checks and balances. Yustisia Jurnal Hukum, 1(3). https://doi.org/10.20961/yustisia.v1i3.10082
  28. Wardani, R. (2023). Regional representative council in the Indonesian state governance system: A study of the bicameral system. Sign Jurnal Hukum, 5(1), 1–16. https://doi.org/10.37276/sjh.v5i1.228
  29. Wartoyo, F., & Prasetyo, T. (2023). DPD performance implementation in the supervision function based on the dignity of justice. Mandalika, 1(1), 7–11. https://doi.org/10.56566/mandalika.v1i1.56
  30. Widodo, W. (2014). Peran dan fungsi DPD RI dalam rangka menuju sistem bikameral yang efektif melalui amandemen UUD 1945 ke-5. Jurnal Pembaharuan Hukum, 1(2), 121. https://doi.org/10.26532/jph.v1i2.1462
  31. Zada, K. (2015). Kewenangan legislasi dewan perwakilan daerah dalam reformasi kelembagaan perwakilan pasca putusan Mahkamah Konstitusi. Jurnal Cita Hukum, 3(1). https://doi.org/10.15408/jch.v2i1.1839