Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian tuberkulosis paru BTA Positif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu survey analitik dengan pendekatan “case control”. Sampel penelitian terdiri 55 kelompok kasus dan 55 kelompok kontrol sehingga total sampel 110 responden. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 110 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko terhadap kejadian tuberculosis paru BTA positif dengan nilai OR = 3,920 (95% CI= 1,160 - 13,241). Pendidikan merupakan faktor risiko terhadap kejadian tuberculosis paru BTA positif dengan nilai OR = 10,909 (95% CI = 1,299 - 91,613). Merokok merupakan faktor risiko terhadap kejadian tuberculosis paru BTA positif dengan nilai OR = 4,235 (95% CI = 1,177 - 15,241). Status gizi merupakan faktor risiko terhadap kejadian tuberculosis paru BTA positif dengan nilai OR = 4,457 (95% CI = 1,365 - 14,557). Riwayat penyakit merupakan faktor risiko terhadap kejadian tuberculosis paru BTA positif dengan nilai OR = 12,316 (95% CI = 1,436 - 105,624).

Keywords

Jenis Kelamin Pendidikan Merokok Status Gizi Riwayat Penyakit TB Paru

Article Details

How to Cite
Asrianto, L. O., Fitrianti, N., Aisyah, M., & Suslawati. (2024). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di BLUD RSUD Kota Baubau. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 10(2), 477–492. https://doi.org/10.35326/pencerah.v10i2.5319

References

  1. Andayani, S. (2020). Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Berdasarkan Jenis Kelamin. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 8(2), 135–140.
  2. Anisah, A., Sumekar, D. W., & Budiarti, E. (2021). Demografi dan Komorbid Dengan Kejadian Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO). Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 568–574.
  3. Anita, N., & Sari, R. P. (2022). Faktor-Faktor Kesembuhan Penderita TB Paru Dengan Penyakit Penyerta Diabetes Melitus. Adi Husada Nursing Journal, 7(2), 51–56.
  4. Banu, S., Sitepu, R., & Sulistiasari, R. (2018). Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Puskesmas Hutarakyat Sidikalang Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 5(4).
  5. Cahyati, W. H. (2019). Determinan Kejadian Tuberkulosis Pada Orang Dengan HIV/AIDS. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 3(2), 168–178.
  6. Damayati, D. S., Susilawaty, A., & Maqfirah, M. (2018). Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Higiene: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(2), 121–130.
  7. Diana, R. A. (2018). Hubungan Luas Ventilasi Udara dan Luas Lantai Rumah Terhadap Kejadian TB Paru Di Puskesmas Demangan Dan Puskesmas Banjarejo Kecamatan Taman Kota Madiun. Stikes Bhakti Husada Mulia.
  8. Fransiska, M., & Hartati, E. (2019). Faktor Risiko Kejadian Tuberculosis. Jurnal Kesehatan, 10(3), 252–260.
  9. Hapsari, D. A., Yunus, M., & Gayatri, R. W. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Pada Pasien Yang Berkunjung ke Puskesmas Dinoyo Kota Malang. The Indonesian Journal of Public Health, 5(1), 35–48.
  10. Kemenkes RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Tentang Tuberkulosis. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan.
  11. Konde, C. P., Asrifuddin, A., & Langi, F. L. F. G. (2020). Hubungan Antara Umur, Status Gizi dan Kepadatan Hunian Dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Kota Manado. KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, 9(1).
  12. Kristini, T., & Hamidah, R. (2020). Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota Keluarga Penderita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 24–28.
  13. Kurniawati Hasjim, S. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Garuda Kota Bandung Tahun 2019.
  14. Mathofani, P. E., & Febriyanti, R. (2020). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 12, 1–10.
  15. Mauliyana, A., & Hadrikaselma, E. (2021). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari.
  16. Nasution, N. H., Permayasa, N., & Habibah, N. (2022). Determinan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(9), 1151–1159.
  17. Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  18. Notoatmodjo, S. (2019). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  19. Olim Abriansyah, O. (2021). Analisis Faktor Resiko Terhadap Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bungamas kec. Kikim timur Kab. Lahat Tahun 2021. STIK Bina Husada Palembang.
  20. Pangaribuan, L., Kristina, K., Perwitasari, D., Tejayanti, T., & Lolong, D. B. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis Pada Umur 15 Tahun ke atas di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(1), 10–17.
  21. Profil Dinkes Sultra. (2021). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
  22. Rahmawati, A. N., Vionalita, G., Mustikawati, I. S., & Handayani, R. (2022). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Usia Produktif Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(5), 570–578.
  23. Rau, M. J., & Huldjannah, N. M. (2021). Analisis Risiko Kejadian Diabetes Melitus Pada Pasien TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kamonji Kota Palu. Jurnal Promotif Preventif, 3(2), 1–13.
  24. Sari, I. S., & Fauziah, M. (2022). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian TB paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Petamburan Kota Jakarta Pusat Tahun 2012. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 10(2), 68–75.
  25. Silva, D. R., Muñoz-Torrico, M., Duarte, R., Galvão, T., Bonini, E. H., Arbex, F. F., Arbex, M. A., Augusto, V. M., Rabahi, M. F., & Mello, F. C. de Q. (2018). Risk Factors for Tuberculosis: Diabetes, Smoking, Alcohol use, and The use of Other Drugs. Jornal Brasileiro de Pneumologia, 44, 145–152.
  26. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.
  27. Wardani, D. W. S. R., AT, M. N. P., & Anindita, A. (2019). Pengaruh Merokok Terhadap Kejadian Konversi Sputum pada Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang. Jurnal Agromedicine, 6(1), 12–19.
  28. WHO. (2020). Global Tuberculosis Report 2020. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336069/9789240013131eng.pdf?ua=1 (2020).
  29. Yuniar, I., & Lestari, S. D. (2017). Hubungan Status Gizi dan Pendapatan Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal Perawat Indonesia, 1(1), 18–25.